30 C
Kediri
Sunday, May 28, 2023

SMPN 2 Pare Jadi Penyaji Terbaik di Festival Jaranan Jawa

Mendapatkan penari untuk tampil di Festival Jaranan Jawa bukan perkara mudah. Ternyata, nyaris tak ada siswa laki-laki yang ikut ekstrakurikuler tari. Padahal, syarat sebagai penari Jaranan Jawa adalah seorang pria!

an…penyaji terbaik adalah…tim nomor satu, tiga puluh, dan empat puluh!”

Setengah bereriak pembawa acara Festival Jaranan Jawa 2023 mengucapkan nama-nama grup jaranan di kelompok SMP. Yang langsung disambut riuh teriakan para peserta.

Mereka yang awalnya terduduk lesu langsung bangkit dari kursi penonton. Wajah mereka menjadi semringah. Bibir yang mulanya tertutup langsung terbuka lebar. Sembari bersorak-sorai.

(Foto: Dok SMPN 1 Pagu)

“Alhamdullilah juara… Alhamdullilah juara… Alhamdullilah juara…,” kata-kata syukur itu terus diulang-ulang oleh para penyaji terbaik.

Beberapa menit kemudian, salah satu perwakilan dari ketiga tim maju ke depan. Mereka menerima piala, sebagai penghargaan Penyaji Terbaik Festival Jaranan Jawa.

Dari ketiga wakil itu, senyum Yoga Kameshwara menjadi yang paling lebar. Pria berusia 27 tahun itu adalah pelatih tim nomor satu, yang berasal dari SMPN 2 Pare.

“Tidak menyangka bisa mendapat piala ini,” ucapnya, usai menerima penghargaan.

Wajar bila Yoga tak membayangkan bisa terpilih menjadi penyaji terbaik. Bagaimana tidak, sebelumnya, SMPN 2 Pare tak memiliki penari laki-laki. Tim tersebut baru saja terbentuk sekitar dua minggu sebelum festival.

Baca Juga :  Ratusan Scooterist Meriahkan HUT JP Radar Kediri

Ketika menerima pengumuman diadakannya Festival Jaranan Jawa, Yoga langsung berniat mengikuti. Sayangnya, ekstra-kurikuler penari di SMPN 2 Pare tidak ada murid laki-laki.

Tidak kehabisan akal, Yoga lalu mulai melakukan seleksi. Tiap kelas wajib mengikutsertakan satu murid laki-laki. Namun sayangnya lagi, hanya murid kelas 8 dan 9 yang bisa ikut.

“Kelas 7 sedang ada acara jadi tidak bisa diganggu,” terangnya.

Seleksi pun mulai dilakukan. Dari 20 yang ikut akhirnya tersaring enam siswa. Mereka inilah yang menjadi penari untuk Festival Jaranan Jawa. Mereka adalah Abid Fadlurohman, Mahardika Axel, Daiva Hasya, Arjun Eka, Christian Oktaviandre, dan Bintang Maulana.

Beruntung, walaupun hanya memiliki waktu dua minggu, mereka bisa latihan dengan lancar. Latihan dikebut, sore setelah kegiatan belajar mengajar (KBM) selesai.

“Kemarin anak-anak fokusnya juga terpisah karena harus ujian juga,” tambahnya sembari menjelaskan jika dirinya bersyukur timnya mendapat predikat terbaik.

Kekagetan serupa juga dirasakan Jamil Malika Ulum, pelatih dari SMPN 1 Pagu. Dia juga tak menyangka jika timnya mampu menang. Maklum saja, latihan untuk mengahafal seluruh koreografi sangat mepet. Hanya sekitar 2 minggu. Kendati demikian, timnya mampu menjadi penampil terbaik.

Baca Juga :  Putrinya Mendadak Sakit, Emi Rasakan Manfaat JKN-KIS

Berbeda dengan SMPN 2 Pare yang tak memiliki penari, di SMPN 1 Pagu ini, penarinya cukup berlimpah. Karena walau tidak masuk ke grup ekstrakulikuler, banyak dari mereka yang masuk grup jaranan lokal.

(Foto: Dok SMPN 2 Grogol

Alhasil setelah ada pengumuman akan ada lomba Festival Jaranan Jawa, Malika langsung melakukan seleksi. Hasilnya ada enam murid yang masuk ke dalam tim. Mereka adalah Deva Putra, Ahmad Sandi, Ega Julio, M. Dido Adityo, Kalfasha El Kurnia, M. Iqbal Safriansyah. “Alhamdullilah walau latihan mepet kita bisa menang,” ujarnya.

Senada dengan Malika, pelatih jaranan Jawa dari SMPN 2 Grogol Mayora menyebut jika di sekolahnya banyak murid yang sudah terjun ke dunia jaranan. Salah satunya seperti keenam anggota tim bernama Ibrahim Arjuna, Valdema Raga, Rafael Exle, Juanda Galih, Bayu Nugroho, dan M. Albet Afdila. Alhasil setelah ada pengumuman, mereka bisa langsung melakukan latihan. “Kita have fun aja jadi semua bisa cepat hafal,” pungkasnya.

 

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

Mendapatkan penari untuk tampil di Festival Jaranan Jawa bukan perkara mudah. Ternyata, nyaris tak ada siswa laki-laki yang ikut ekstrakurikuler tari. Padahal, syarat sebagai penari Jaranan Jawa adalah seorang pria!

an…penyaji terbaik adalah…tim nomor satu, tiga puluh, dan empat puluh!”

Setengah bereriak pembawa acara Festival Jaranan Jawa 2023 mengucapkan nama-nama grup jaranan di kelompok SMP. Yang langsung disambut riuh teriakan para peserta.

Mereka yang awalnya terduduk lesu langsung bangkit dari kursi penonton. Wajah mereka menjadi semringah. Bibir yang mulanya tertutup langsung terbuka lebar. Sembari bersorak-sorai.

(Foto: Dok SMPN 1 Pagu)

“Alhamdullilah juara… Alhamdullilah juara… Alhamdullilah juara…,” kata-kata syukur itu terus diulang-ulang oleh para penyaji terbaik.

Beberapa menit kemudian, salah satu perwakilan dari ketiga tim maju ke depan. Mereka menerima piala, sebagai penghargaan Penyaji Terbaik Festival Jaranan Jawa.

Dari ketiga wakil itu, senyum Yoga Kameshwara menjadi yang paling lebar. Pria berusia 27 tahun itu adalah pelatih tim nomor satu, yang berasal dari SMPN 2 Pare.

“Tidak menyangka bisa mendapat piala ini,” ucapnya, usai menerima penghargaan.

Wajar bila Yoga tak membayangkan bisa terpilih menjadi penyaji terbaik. Bagaimana tidak, sebelumnya, SMPN 2 Pare tak memiliki penari laki-laki. Tim tersebut baru saja terbentuk sekitar dua minggu sebelum festival.

Baca Juga :  Rumah Dimasuki Maling, Dikira Pintu Dibuka Suami

Ketika menerima pengumuman diadakannya Festival Jaranan Jawa, Yoga langsung berniat mengikuti. Sayangnya, ekstra-kurikuler penari di SMPN 2 Pare tidak ada murid laki-laki.

Tidak kehabisan akal, Yoga lalu mulai melakukan seleksi. Tiap kelas wajib mengikutsertakan satu murid laki-laki. Namun sayangnya lagi, hanya murid kelas 8 dan 9 yang bisa ikut.

“Kelas 7 sedang ada acara jadi tidak bisa diganggu,” terangnya.

Seleksi pun mulai dilakukan. Dari 20 yang ikut akhirnya tersaring enam siswa. Mereka inilah yang menjadi penari untuk Festival Jaranan Jawa. Mereka adalah Abid Fadlurohman, Mahardika Axel, Daiva Hasya, Arjun Eka, Christian Oktaviandre, dan Bintang Maulana.

Beruntung, walaupun hanya memiliki waktu dua minggu, mereka bisa latihan dengan lancar. Latihan dikebut, sore setelah kegiatan belajar mengajar (KBM) selesai.

“Kemarin anak-anak fokusnya juga terpisah karena harus ujian juga,” tambahnya sembari menjelaskan jika dirinya bersyukur timnya mendapat predikat terbaik.

Kekagetan serupa juga dirasakan Jamil Malika Ulum, pelatih dari SMPN 1 Pagu. Dia juga tak menyangka jika timnya mampu menang. Maklum saja, latihan untuk mengahafal seluruh koreografi sangat mepet. Hanya sekitar 2 minggu. Kendati demikian, timnya mampu menjadi penampil terbaik.

Baca Juga :  Capaian Vaksinasi Booster di Kota Kediri Masih Melandai

Berbeda dengan SMPN 2 Pare yang tak memiliki penari, di SMPN 1 Pagu ini, penarinya cukup berlimpah. Karena walau tidak masuk ke grup ekstrakulikuler, banyak dari mereka yang masuk grup jaranan lokal.

(Foto: Dok SMPN 2 Grogol

Alhasil setelah ada pengumuman akan ada lomba Festival Jaranan Jawa, Malika langsung melakukan seleksi. Hasilnya ada enam murid yang masuk ke dalam tim. Mereka adalah Deva Putra, Ahmad Sandi, Ega Julio, M. Dido Adityo, Kalfasha El Kurnia, M. Iqbal Safriansyah. “Alhamdullilah walau latihan mepet kita bisa menang,” ujarnya.

Senada dengan Malika, pelatih jaranan Jawa dari SMPN 2 Grogol Mayora menyebut jika di sekolahnya banyak murid yang sudah terjun ke dunia jaranan. Salah satunya seperti keenam anggota tim bernama Ibrahim Arjuna, Valdema Raga, Rafael Exle, Juanda Galih, Bayu Nugroho, dan M. Albet Afdila. Alhasil setelah ada pengumuman, mereka bisa langsung melakukan latihan. “Kita have fun aja jadi semua bisa cepat hafal,” pungkasnya.

 

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/