30 C
Kediri
Sunday, May 28, 2023

Ini Perjuangan Wakil Gurah Jadi Penyaji Terbaik Festival Jaranan Tingkat SD

Harus melewati seleksi di kecamatan, menyingkirkan puluhan peserta. Belum lagi persiapan yang terpaksa dilakukan dalam waktu mepet. Semuanya terbayar ketika terpilih sebagai penyaji terbaik dalam festival yang baru pertama digelar ini.

Detik-detik pengumuman penyaji terbaik festival Jaranan Jawa kategori SD berlangsung menegangkan. Puluhan peserta menanti nomor urutnya dipanggil juri di lokasi lomba, di kawasan Simpang Lima Gumul, Minggu (21/5). Begitu nomor disebut, sorak-sorai sontak bergema. Yang kelompoknya dipanggil berteriak kegirangan.

“Hore! Gurah ora sepele! Hore!” teriak peserta yang mewakili Kecamatan Gurah, saat dinobatkan menjadi penyaji terbaik.

(Foto: Dok Kecamatan Purwoasri)

Rasa penasaran dan perjuangan yang telah dilakoni selama persiapan tidak sia-sia. Kerja keras yang dilakukan selama latihan membuahkan hasil maksimal.

Terlebih, peserta dari kategori SD ini tidak mewakili lembaganya saja. Tetapi mewakili kecamatan tempatnya bersekolah.

Praktis, mereka harus melewati babak seleksi yang digelar di tingkat kecamatan.

Ragista Agari, 28, pelatih jaranan Jawa dari Kecamatan Gurah mengaku harus menyeleksi puluhan peserta. Kebetulan, ada 36 SD yang berada di wilayahnya. Setiap sekolah mengirimkan dua murid untuk mengikuti seleksi.

“Jadi totalnya ada 72 anak. Mereka kami seleksi menjadi enam anak saja,” cerita Gista kepada Jawa Pos Radar Kediri kemarin.

Terpilihlah keenamnya. Yaitu Fadhil Galih Pradwi, Andika Apriano Pasha, Eky Dwi Marcellino, M. Shofwan Romadhon, Rizki Mei Rivai, dan Nicho Adi Surya. Mereka harus melewati rangkaian seleksi ketat.

Hal ini juga terjadi di kecamatan-kecamatan lainnya. Tercatat, ada 28 anak yang mengikuti seleksi di Kecamatan Purwoasri. Sedangkan di Kecamatan Pare 70 anak yang ikut seleksi. Sebelum akhirnya diambil enam peserta dengan kemampuan terbaik.

Baca Juga :  Kiprahnya sebagai Kader Kesehatan Berbuah Penghargaan
(Foto: Dok Kecamatan Pare)

Latihan keras mereka jalani sepulang sekolah. Waktunya relatif tidak banyak. Maksimal hanya 14 kali pertemuan. Namun, mereka berhasil menampilkan performa terbaiknya pada saat festival berlangsung.

“Kami berlatih penuh selama dua minggu sebelum hari H,” aku guru SDN 1 Wonojoyo, Gurah tersebut.

Saat festival tiba, mereka berusaha tampil sebaik-baiknya. Meskipun, Gista mengaku sedikit minder saat melihat peserta lain. Karena tidak hanya memiliki kemampuan yang mumpuni. Beberapa kelompok peserta mengenakan busana yang menarik mata.

Dia mengaku sempat pesimistis. Namun, hal itu tidak lantas membuat mentalnya jatuh. Pasalnya, dia yakin telah berbuat maksimal dan mengikuti petunjuk teknis (juknis) yang diberikan oleh panitia. “Awalnya tidak menyangka dapat penghargaan. Tapi kami tetap percaya diri,” ungkap perempuan berkacamata tersebut.

Gista sama sekali tidak menyangka keenam anak didiknya berhasil dinobatkan menjadi penyaji terbaik. Kegembiraan tergambar jelas pada wajah mereka. Seperti yang disampaikan oleh Fadhil. Dia mengaku sangat senang dan bangga dapat mewakili Kecamatan Gurah dalam ajang ini.

Terlebih berhasil menyabet predikat penyaji terbaik kategori SD. Baginya, penghargaan tersebut merupakan lecutan semangat untuk lebih giat lagi dalam berlatih. “Saya dan teman-teman sangat senang. Bangga bisa ikut melestarikan budaya dan mendapatkan penghargaan ini,” aku Fadhil.

Hal senada diakui oleh Yulia tri Ervina Dewi, 43, pelatih jaranan Jawa asal Kecamatan Purwoasri. Dia mengaku telah mempersiapkan anak didiknya dengan matang. Meskipun, mereka hanya menggelar latihan selama tujuh kali saja sebelum hari H.

Baca Juga :  Harapan Melambungkan Lagi Tanaman Rosela

“Kami berusaha memaksimalkan waktu latihan yang ada,” tutur perempuan yang akrab disapa Evi tersebut.

Evi menuturkan bahwa setiap SD di Kecamatan Purwoasri mengirimkan satu perwakilan untuk mengikuti seleksi. Setelah seleksi dilakukan pihaknya melakukan penjaringan hingga terpilih enam anak. Fadil Ega Pratama, Febrian Ferdiansyah, M. Rendika Yuli Prasetyawan, M. Agam Nur Fais, Rifano Ilham Nafian, dan Galuh Rakasiwi adalah nama-nama yang terpilih.

“Kami sangat bersyukur bisa mendapat penghargaan ini. Semoga ini menjadi awal yang bagus untuk anak-anak,” ucap guru SDN Merjoyo, Purwoasri tersebut.

Kondisi tidak jauh berbeda diakui oleh Arik Dwi Utami, 54, pelatih Jaranan Jawa asal Kecamatan Pare. Dia harus menyeleksi 70 anak SD untuk disaring menjadi enam anak saja. Hingga akhirnya terpilih Rakha Sodya Pradipa, M. Raditya Firmansyah, Devinno Arifky Pratama, Nelvin Achmad Alexander Auvarlio, Yefta Rikbal Agus Pratama, dan Wisnu Aji Saputra.

“Alhamdulillah, Kecamatan Pare dapat menampilkan yang terbaik. Bahkan bisa menjadi penyaji terbaik dari tingkat SD, SMP, dan SMA,” pungkas Arik.

 

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

Harus melewati seleksi di kecamatan, menyingkirkan puluhan peserta. Belum lagi persiapan yang terpaksa dilakukan dalam waktu mepet. Semuanya terbayar ketika terpilih sebagai penyaji terbaik dalam festival yang baru pertama digelar ini.

Detik-detik pengumuman penyaji terbaik festival Jaranan Jawa kategori SD berlangsung menegangkan. Puluhan peserta menanti nomor urutnya dipanggil juri di lokasi lomba, di kawasan Simpang Lima Gumul, Minggu (21/5). Begitu nomor disebut, sorak-sorai sontak bergema. Yang kelompoknya dipanggil berteriak kegirangan.

“Hore! Gurah ora sepele! Hore!” teriak peserta yang mewakili Kecamatan Gurah, saat dinobatkan menjadi penyaji terbaik.

(Foto: Dok Kecamatan Purwoasri)

Rasa penasaran dan perjuangan yang telah dilakoni selama persiapan tidak sia-sia. Kerja keras yang dilakukan selama latihan membuahkan hasil maksimal.

Terlebih, peserta dari kategori SD ini tidak mewakili lembaganya saja. Tetapi mewakili kecamatan tempatnya bersekolah.

Praktis, mereka harus melewati babak seleksi yang digelar di tingkat kecamatan.

Ragista Agari, 28, pelatih jaranan Jawa dari Kecamatan Gurah mengaku harus menyeleksi puluhan peserta. Kebetulan, ada 36 SD yang berada di wilayahnya. Setiap sekolah mengirimkan dua murid untuk mengikuti seleksi.

“Jadi totalnya ada 72 anak. Mereka kami seleksi menjadi enam anak saja,” cerita Gista kepada Jawa Pos Radar Kediri kemarin.

Terpilihlah keenamnya. Yaitu Fadhil Galih Pradwi, Andika Apriano Pasha, Eky Dwi Marcellino, M. Shofwan Romadhon, Rizki Mei Rivai, dan Nicho Adi Surya. Mereka harus melewati rangkaian seleksi ketat.

Hal ini juga terjadi di kecamatan-kecamatan lainnya. Tercatat, ada 28 anak yang mengikuti seleksi di Kecamatan Purwoasri. Sedangkan di Kecamatan Pare 70 anak yang ikut seleksi. Sebelum akhirnya diambil enam peserta dengan kemampuan terbaik.

Baca Juga :  Awalnya Menyenangkan tapi...
(Foto: Dok Kecamatan Pare)

Latihan keras mereka jalani sepulang sekolah. Waktunya relatif tidak banyak. Maksimal hanya 14 kali pertemuan. Namun, mereka berhasil menampilkan performa terbaiknya pada saat festival berlangsung.

“Kami berlatih penuh selama dua minggu sebelum hari H,” aku guru SDN 1 Wonojoyo, Gurah tersebut.

Saat festival tiba, mereka berusaha tampil sebaik-baiknya. Meskipun, Gista mengaku sedikit minder saat melihat peserta lain. Karena tidak hanya memiliki kemampuan yang mumpuni. Beberapa kelompok peserta mengenakan busana yang menarik mata.

Dia mengaku sempat pesimistis. Namun, hal itu tidak lantas membuat mentalnya jatuh. Pasalnya, dia yakin telah berbuat maksimal dan mengikuti petunjuk teknis (juknis) yang diberikan oleh panitia. “Awalnya tidak menyangka dapat penghargaan. Tapi kami tetap percaya diri,” ungkap perempuan berkacamata tersebut.

Gista sama sekali tidak menyangka keenam anak didiknya berhasil dinobatkan menjadi penyaji terbaik. Kegembiraan tergambar jelas pada wajah mereka. Seperti yang disampaikan oleh Fadhil. Dia mengaku sangat senang dan bangga dapat mewakili Kecamatan Gurah dalam ajang ini.

Terlebih berhasil menyabet predikat penyaji terbaik kategori SD. Baginya, penghargaan tersebut merupakan lecutan semangat untuk lebih giat lagi dalam berlatih. “Saya dan teman-teman sangat senang. Bangga bisa ikut melestarikan budaya dan mendapatkan penghargaan ini,” aku Fadhil.

Hal senada diakui oleh Yulia tri Ervina Dewi, 43, pelatih jaranan Jawa asal Kecamatan Purwoasri. Dia mengaku telah mempersiapkan anak didiknya dengan matang. Meskipun, mereka hanya menggelar latihan selama tujuh kali saja sebelum hari H.

Baca Juga :  Harapan Melambungkan Lagi Tanaman Rosela

“Kami berusaha memaksimalkan waktu latihan yang ada,” tutur perempuan yang akrab disapa Evi tersebut.

Evi menuturkan bahwa setiap SD di Kecamatan Purwoasri mengirimkan satu perwakilan untuk mengikuti seleksi. Setelah seleksi dilakukan pihaknya melakukan penjaringan hingga terpilih enam anak. Fadil Ega Pratama, Febrian Ferdiansyah, M. Rendika Yuli Prasetyawan, M. Agam Nur Fais, Rifano Ilham Nafian, dan Galuh Rakasiwi adalah nama-nama yang terpilih.

“Kami sangat bersyukur bisa mendapat penghargaan ini. Semoga ini menjadi awal yang bagus untuk anak-anak,” ucap guru SDN Merjoyo, Purwoasri tersebut.

Kondisi tidak jauh berbeda diakui oleh Arik Dwi Utami, 54, pelatih Jaranan Jawa asal Kecamatan Pare. Dia harus menyeleksi 70 anak SD untuk disaring menjadi enam anak saja. Hingga akhirnya terpilih Rakha Sodya Pradipa, M. Raditya Firmansyah, Devinno Arifky Pratama, Nelvin Achmad Alexander Auvarlio, Yefta Rikbal Agus Pratama, dan Wisnu Aji Saputra.

“Alhamdulillah, Kecamatan Pare dapat menampilkan yang terbaik. Bahkan bisa menjadi penyaji terbaik dari tingkat SD, SMP, dan SMA,” pungkas Arik.

 

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/