KOTA, JP Radar Kediri–Kenaikan harga tepung terigu dan telur ayam sejak awal Agustus lalu bisa memicu inflasi di Kota Kediri. Untuk mencegah hal tersebut, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri melakukan operasi pasar sejak Jumat (26/8) lalu.
Untuk diketahui, harga tepung terigu yang semula Rp 12 ribu per kilogram kini menjadi Rp 15 ribu. Sedangkan harga telur ayam yang harga normalnya paling tinggi Rp 25 ribu, kini menjadi Rp 30 ribu per kilogram.
Terkait kenaikan harga yang lumayan tinggi pada dua komoditas tersebut, Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan dan Industri (Disperdagin) Kota Kediri Salim Darmawan mengungkapkan, kenaikan harga tepung karena Indonesia masih sangat tergantung impor. “Kenaikan harga tepung terjadi secara serentak,” katanya.
Mengantisipasi agar kenaikan harga dua komoditas itu tidak mengerek inflasi di Kota kediri, TPID memutuskan untuk melakukan operasi pasar pada Jumat lalu. Melihat antusiasme masyarakat, Salim menyebut pihaknya akan kembali menggelar operasi pasar (OP).
Komoditas yang dijual dalam OP menurutnya adalah barang-barang yang harganya naik drastis. “Tujuan operasi pasar memang untuk membantu menekan kenaikan harga,” lanjutnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri, selain telur dan terigu ada beberapa komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang dapat memicu inflasi. Kasi Statistik dan Distribusi BPS Kota Kediri Adi Wijaya menuturkan, puncak musim kemarau Agustus ini bisa berimbas pada penurunan stok komoditas pangan tertentu. “Komoditas yang terancam biasanya produk pertanian,” terangnya.
Hal tersebut karena ada beberapa produk pertanian yang membutuhkan banyak air. Mulai padi, kacang panjang, kangkung, hingga bayam. Meski bukan komoditas yang mencolok, kenaikan harga komoditas tersebut beberapa persen saja sudah dapat memicu inflasi.