KABUPATEN, JP Radar Kediri – Upaya agar toko-toko kelontong memiliki daya saing terhadap toko-toko besar dan berjejaring mulai digalakkan. Salah satunya melalui pelatihan manajemen ritel yang digelar Jawa Pos Radar Kediri kemarin. Enam puluh pemilik toko kelontong mengikuti kegiatan yang bekerja sama dengan PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) itu.
Materi yang diberikan dalam pelatihan kemarin di antaranya adalah menata display produk, manajemen keuangan usaha ritel, dan perbaikan kualitas pelayanan. Tiga hal tersebut yang selama ini menjadi titik lemah para pengusaha mikro, kecil dan menengah itu.
“Peserta diajarkan bagaimana bisa menawarkan barang atau merayu konsumen dengan santun,” terang Sugiharto, wakil kepala cabang PT Sumber Alfaria Trijaya Malang, kala memberi sambutan sebelum acara.
Menurut Sugiharto, keterlibatan mereka dalam pelatihan kepada pemilik toko kelontong sebagai sumbangan mereka pada pelaku UMKM. Bertujuan memberi masukan agar para pengusaha kecil tersebut bisa menjadi enterpreuneurship.
Tutik Purwaningsih, plt Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kediri, menambahkan bahwa sangat penting menyinergikan pelaku usaha skala menengah ke bawah dengan yang menengah ke atas. Tujuannya agar pelaku usaha menengah ke bawah itu memiliki daya saing yang tinggi. Terutama ketika berhadapan dengan toko-toko modern.
“Di tengah pandemi ini kami berusaha berada di pintu pedagang tradisional dan pelaku usaha lainnya,” kata Tutik.
Tutik berharap pelatihan kemarin bisa membuat pengusaha kecil memiliki kemampuan manajerial yang baru. Termasuk bisa menyerap pola-pola usaha yang sudah berjaringan. Termasuk pada kualitas produk dan pelayanan.
Dalam dunia perdagangan, kualitas produk memiliki peran yang sangat vital. Mulai dari kualitas produksi, kemasan, serta legalitas. Khusus terkait legalitas, disperindag juga memfasilitasi upaya-upaya yang dilakukan para pengusaha kecil. Terutama produk-produk UMKM. Sebab, keberhasilan menembus pasar di toko-toko modern sangat bergantung pada legalitas tersebut.
Pelatihan pada para pengusaha toko kelontong tersebut berlangsung sekitar tiga jam. Peserta dijelaskan bahwa penampilan barang di toko sangat bergantung pada display. Display ini tak sekadar cara memajang barang di rak atau gondola saja. Melainkan bagaimana menatanya agar konsumen bisa dengan mudah mendapatkan barang yang akan dibeli. Selain rapi juga harus dikelompokkan dengan barang-barang sejenis. (ara/fud)