KANDAT, JP Radar Kediri– Sejumlah petani nanas di Desa Cendono, Kecamatan Kandat gundah lahannya diserang tikus. Pasalnya, kuantitas hasil panen anjlok hingga 50 persen. Jika tak diserbu binatang pengerat itu, lahan seluas 200 ru dapat menghasilkan 24 ribu biji nanas sekali panen.
Namun jika terserang, hanya berkisar 15 hingga 16 ribu biji saja. Berkurang hampir separo. “Tahun lalu ada sekitar 2 ribu tanaman rusak karena tikus. Untung harga di pasar masih bagus,” papar Romi, 49, petani nanas asal Dusun Balong, Desa/Kecamatan Ringinrejo.
Dia mengaku, belum menemukan cara menghalau tikus. Pernah menggunakan pestisida. Namun, pertumbuhan koloni tikus justru merajalela. “Bingung juga Mbak. Mau tanamannya diganti pun, kalau tikus sudah bangun rumah di sana, ya tetap dirusak,” keluhnya.
Meski begitu, Romi bersama petani nanas lain tetap berupaya membasmi. Sebab jika dibiarkan, tikus memakan pangkal tanaman hingga empat bulan sejak ditanam. Akibatnya, tanaman tidak bisa berbuah. “Rencananya kami akan halau dengan plastik,” jelasnya.
Romi mengaku, baru tahun kedua tanam nanas. Alasannya, tanaman lebih tahan dengan cuaca yang tak menentu. Dia menanam bibit jenis simplex. Menurutnya, saat ini harga nanas dari petani Rp 6 ribu per biji. Naik dari sebelumnya Rp 4 ribu. “Mungkin karena dampak pandemi. Tanam nanas kan nunggunya lama, setahun baru bisa panen. Jadi selama pandemi kemarin jarang yang menanam nanas. Banyak yang pindah ke tanaman lain,” paparnya.(c4/ndr)
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.