23.6 C
Kediri
Wednesday, June 7, 2023

Hasil Panen Kena Jamur, Harga Cabai Turun

NGADILUWIH, JP Radar Kediri– Harga cabai rawit di pasaran terpantau turun memasuki Ramadan. Jika sebelumnya Rp 80 ribu per kilogram (kg), turun menjadi Rp 75 ribu per kg. “Harganya naik turun terus ini. Tapi sekarang malah turun,” ujar Robiah, 72, pedagang sayur di Pasar Ngadiluwih, saat ditemui kemarin.

Meski begitu, dia mengaku, kondisi pasar cenderung sepi memasuki Ramadan. “Mau naik atau turun ya sama saja tetap sepi,” keluhnya.

Penurunan harga cabai rawit juga dirasakan di tingkat petani. Padahal, hasil panen belum tentu baik. Tingginya curah hujan menyebabkan cabai rentan terserang jamur. Atau yang lebih sering disebut patek (antraknosa). Jamur jenis colletotrichum capsici ini sering menyerang tanaman cabai saat kondisi lembab.

Baca Juga :  Ratusan Warga Rela Antre 4 Jam untuk Beli Minyak Murah

“Dari petani harganya Rp 63 ribu per kilo. Kemarin lusa itu hampir Rp 65 ribu. Kalau sudah sampai pasar lain lagi,” jelas Winanto, 50, petani cabai asal Desa Cendono, Kecamatan Kandat.

Dia mengeluhkan tingginya biaya produksi pertanian cabai selama musim hujan. Pasalnya, frekuensi penyemprotan meningkat. Terlebih ketika hujan turun malam. “Kalau hujan besoknya harus langsung disemprot. Lewat dua hari saja, penyakit langsung masuk,” akunya.

Berbeda ketika kemarau, penyemprotan cukup sekali dalam seminggu. “Yang kita takutkan itu air hujannya,” papar laki-laki yang sedang memanen tanaman cabainya saat ditemui Jawa Pos Radar Kediri di ladangnya.(c4/ndr)

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

NGADILUWIH, JP Radar Kediri– Harga cabai rawit di pasaran terpantau turun memasuki Ramadan. Jika sebelumnya Rp 80 ribu per kilogram (kg), turun menjadi Rp 75 ribu per kg. “Harganya naik turun terus ini. Tapi sekarang malah turun,” ujar Robiah, 72, pedagang sayur di Pasar Ngadiluwih, saat ditemui kemarin.

Meski begitu, dia mengaku, kondisi pasar cenderung sepi memasuki Ramadan. “Mau naik atau turun ya sama saja tetap sepi,” keluhnya.

Penurunan harga cabai rawit juga dirasakan di tingkat petani. Padahal, hasil panen belum tentu baik. Tingginya curah hujan menyebabkan cabai rentan terserang jamur. Atau yang lebih sering disebut patek (antraknosa). Jamur jenis colletotrichum capsici ini sering menyerang tanaman cabai saat kondisi lembab.

Baca Juga :  Angka Lebihi Target Capai Rp 200 Miliar

“Dari petani harganya Rp 63 ribu per kilo. Kemarin lusa itu hampir Rp 65 ribu. Kalau sudah sampai pasar lain lagi,” jelas Winanto, 50, petani cabai asal Desa Cendono, Kecamatan Kandat.

Dia mengeluhkan tingginya biaya produksi pertanian cabai selama musim hujan. Pasalnya, frekuensi penyemprotan meningkat. Terlebih ketika hujan turun malam. “Kalau hujan besoknya harus langsung disemprot. Lewat dua hari saja, penyakit langsung masuk,” akunya.

Berbeda ketika kemarau, penyemprotan cukup sekali dalam seminggu. “Yang kita takutkan itu air hujannya,” papar laki-laki yang sedang memanen tanaman cabainya saat ditemui Jawa Pos Radar Kediri di ladangnya.(c4/ndr)

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/