NGANCAR, JP Radar Kediri– Tingginya curah hujan membuat omzet pedagang nanas di Wisata Gunung Kelud, Kecamatan Ngancar merosot. Pasalnya, wisatawan yang berkunjung sepi. Alhasil, penjualan berkurang.
“Kebanyakan yang beli kan wisatawan, kalau cuaca cerah ya ramai. Banyak yang beli. Tapi, kalau hujan sedikit,” ujar Supri Karti, 51, penjual nanas di pasar buah Kelud.
Saat cuaca cerah, ia mengaku, nanasnya terjual sampai 200 buah. Namun ketika hujan hanya 75 buah. Ketika hujan sejak pagi, Karti menunggu reda. Kemudian baru buka kios. “Nggak tutup awal kalau hujan, tapi kalau sejak pagi, harus nunggu reda dulu,” jelasnya.
Kios yang biasanya buka pukul 07.00 dibuka lebih siang saat hujan. Hal serupa dialami Sini, 62, penjual nanas di pasar yang sama. Dia mengakui, omzetnya berkurang. Terlebih karena musim durian, wisatawan lebih memilih membeli buah musiman itu. “Kalau nanas kan setiap waktu ada,” ujar pedagang yang sudah buyut itu.
Meski harga nanas di pemasok naik, Sini mengaku, tidak bisa menaikkan harga jual. Itu juga yang membuat omzetnya turun. “Harga di pemasok naik, dulu Rp 3.000, sekarang Rp 4.500. Tapi nggak bisa naikkan harga jual. Tetap Rp 5 ribu (per buah),” ungkapnya.
Naiknya harga di pemasok lantaran nanas yang sudah kuning menipis. Sebab banyak nanas hijau dikirim ke luar daerah. “Nanas yang hijau dijual ke luar daerah, di sini pasokan nanas matang berkurang,” urainya.
Sepinya wisatawan Kelud dibenarkan petugas retribusi karcis masuk Kelud. “Kalau cerah, apalagi hari libur bisa 150-200 pengunjung. Tapi, kalau hujan maksimal hanya 100 orang,” ujar Marta Dwi Novita, 30, petugas retribusi Kelud.
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.