23.6 C
Kediri
Wednesday, June 7, 2023

Bulog Baru Menyerap 197 Ton Beras, Padahal Targetnya 23 Ribu Ton

KEDIRI, JP Radar Kediri- Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Kediri menargetkan menyerap 23 ribu ton beras dari petani lokal. Itu pada panen raya tahun ini. Namun sejak Januari hingga awal Maret baru terserap 197 ton. Belum sampai satu persen dari target.

Kepala Bulog Subdivre Kediri Heri Sulistyo mengakui, target tersebut memang tidak mudah dicapai. Karena itu, demi memenuhi target cadangan beras, Bulog meningkatkan pelayanan. Di antara upayanya adalah menerima semua setoran dari mitra. Termasuk memberi kemasan karung gratis. “Berapa pun mitra setor setiap hari langsung kita bayar hari itu juga,” jelasnya.

Tak hanya itu, Heri juga menjelaskan bahwa Bulog melakukan jemput bola. Mereka datang ke tempat penggilingan mitra, baik yang sudah terdaftar maupun belum. Termasuk jemput bola ke kelompok tani yang akan panen. “Pelayanan Sabtu-Minggu gudang tetap buka,” jelasnya.

Baca Juga :  Pengendalian Penyakit Blendok di Jeruk

Sementara itu, sejumlah petani kurang meminati tawaran harga Bulog. Alasannya, harga pasar masih di atas harga pokok pemerintah (HPP). Per 13 Maret lalu pemerintah melalui badan pangan nasional (BPN) menetapkan besaran HPP. Untuk gabah kering giling (GKG) Rp 6.300. Sedangkan gabah kering panen (GKP) Rp 5 ribu. Lalu, beras medium Rp 9.950

Tawaran itu masih di bawah harga jual di pasaran. “Kalau (jual) gabah kering panen ke loper (pedagang/penggilingan beras) masih Rp 5.400,” jelas Yoga, 40, petani di Jabang, Desa Sidomulya, Kecamatan Semen.

Meski begitu, ada pula petani maupun penggilingan yang menjual ke Bulog. Itu dilakukan ketika pasar lokal sepi. “Pernah dua tahun lalu, saat pasar lokal sepi lempar ke Bulog,” jelas Sunan, 50, pemilik UD Jong Biru.

Baca Juga :  Struktur Candi Masih Terpendam

Terlebih, saat ini harga beras di pasaran mengalami kenaikan jelang Ramadan. Selain itu, tak semua petani bisa menjual ke Bulog. Sebab, menjual ke sana harus dengan jumlah besar. “Gak bisa jual ke Bulog (dengan jumlah sedikit), harus satu rit. Kalau petani rumahan biasa nggak bisa,” aku Yoga.

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

KEDIRI, JP Radar Kediri- Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Kediri menargetkan menyerap 23 ribu ton beras dari petani lokal. Itu pada panen raya tahun ini. Namun sejak Januari hingga awal Maret baru terserap 197 ton. Belum sampai satu persen dari target.

Kepala Bulog Subdivre Kediri Heri Sulistyo mengakui, target tersebut memang tidak mudah dicapai. Karena itu, demi memenuhi target cadangan beras, Bulog meningkatkan pelayanan. Di antara upayanya adalah menerima semua setoran dari mitra. Termasuk memberi kemasan karung gratis. “Berapa pun mitra setor setiap hari langsung kita bayar hari itu juga,” jelasnya.

Tak hanya itu, Heri juga menjelaskan bahwa Bulog melakukan jemput bola. Mereka datang ke tempat penggilingan mitra, baik yang sudah terdaftar maupun belum. Termasuk jemput bola ke kelompok tani yang akan panen. “Pelayanan Sabtu-Minggu gudang tetap buka,” jelasnya.

Baca Juga :  Stok Minim, Harga Daging Ayam di Pasar Setonobetek Naik 

Sementara itu, sejumlah petani kurang meminati tawaran harga Bulog. Alasannya, harga pasar masih di atas harga pokok pemerintah (HPP). Per 13 Maret lalu pemerintah melalui badan pangan nasional (BPN) menetapkan besaran HPP. Untuk gabah kering giling (GKG) Rp 6.300. Sedangkan gabah kering panen (GKP) Rp 5 ribu. Lalu, beras medium Rp 9.950

Tawaran itu masih di bawah harga jual di pasaran. “Kalau (jual) gabah kering panen ke loper (pedagang/penggilingan beras) masih Rp 5.400,” jelas Yoga, 40, petani di Jabang, Desa Sidomulya, Kecamatan Semen.

Meski begitu, ada pula petani maupun penggilingan yang menjual ke Bulog. Itu dilakukan ketika pasar lokal sepi. “Pernah dua tahun lalu, saat pasar lokal sepi lempar ke Bulog,” jelas Sunan, 50, pemilik UD Jong Biru.

Baca Juga :  Bahasa Isyarat Jadi Media Belajar Membaca Alquran

Terlebih, saat ini harga beras di pasaran mengalami kenaikan jelang Ramadan. Selain itu, tak semua petani bisa menjual ke Bulog. Sebab, menjual ke sana harus dengan jumlah besar. “Gak bisa jual ke Bulog (dengan jumlah sedikit), harus satu rit. Kalau petani rumahan biasa nggak bisa,” aku Yoga.

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/