KOTA, JP Radar Kediri–Pemerintah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng (migor) bersubsidi Minyakita Rp 14 ribu per liter. Faktanya, harga di pasaran jauh lebih mahal. Para pedagang nekat menjual lebih mahal dengan alasan harga yang didapat dari distributor sudah mahal.
Pantauan koran ini, harga Minyakita di Pasar Setonobetek Rp 15 ribu per liter. Harga tersebut jauh lebih mahal Rp 1.000 dibanding ketentuan pemerintah. Darmi, salah satu pedagang di Pasar Setonobetek mengaku terpaksa menjual di atas HET karena harga yang didapat dari distributor sudah mahal. “Saya beli Rp 165 ribu per karton,” ujarnya sembari mengaku membeli minyak subsidi itu dari salah satu toko di Jl Pattimura.
Setiap satu karton berisi sebanyak 12 botol. Sehingga, harga per botolnya sebesar Rp 13.750. Jika harus menjual Rp 14 ribu per botol, dia mengaku tidak mendapat keuntungan yang cukup. Karenanya, dia memilih menjual Rp 15 ribu per liter.
Dewi, 28, pedagang lain mengaku mendapat harga yang lebih mahal. Yakni, Rp 182 ribu per karton. Dengan harga kulakan yang jauh di atas HET, dia mengaku tidak lagi menjual Minyakita. Melainkan memilih menjual migor non-subsidi. “Mending saya jual yang bermerek aja sekalian. Nggak beda jauh,” tuturnya sambil menunjukkan minyak premium yang dijualnya.
Sementara itu, jika dua pedagang tersebut mengeluh mendapat minyak mahal, Ya, salah satu pedagang di Pasar Setonobetek mengaku mendapat pasokan Minyakita dengan harga murah. “Ada tiga kali dropping Minyakita,” bebernya.
Dari total 34 pedagang kelontong di Pasar Setonobetek, menurutnya sekitar 24 pedagang di antaranya mendapat pasokan minyak murah itu. Saat dropping pertama, tiap pedagang mendapat dua slop atau 24 botol. Selanjutnya, pada dropping kedua mendapat delapan slop atau sekitar 96 botol.
Jumlah yang paling banyak menurutnya didapat saat dropping Senin (6/3) lalu. Saat itu, para pedagang mendapat droping 30 slop atau 360 botol. “Harga per slop Rp 151.700,” lanjutnya sembari membaca faktur penjualan yang didapat dari distributor atau Rp 12.641 per botol.
Jika banyak stok pedagang kelontong lain yang habis, Ya menyebut stok minyak di kiosnya masih ada. Sebab, dia menerapkan penjualan sesuai ketentuan. Yakni, tiap orang hanya bisa membeli dua botol. Tidak boleh membeli lebih banyak dari jumlah tersebut. “Harganya tetap saya jual Rp 14 ribu per botol,” paparnya sembari menyebut Minyakita yang seharusnya dijual di pasar itu ada juga yang dijual online oleh pedagang lain.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan, dan Energi (Disperdagin) Kota Kediri Tanto Wijohari melalui Kabid Perdagangan Rice Oryza Nusivera mengungkapkan, pihaknya baru saja melakukan dropping 240 karton Minyakita botol kemasan 1 liter di Pasar Setonobetek dan Pasar Pahing. Terkait aturan penjualan, menurut perempuan yang akrab disapa Riris itu, tidak ada pembatasan khusus. “Tetapi menjualnya harus tetap sesuai HET. Rp 14 ribu per liter,” tegasnya.
Ditanya tentang harga di pasar yang mencapai Rp 15 ribu per botol, Riris menyebut para pedagang sudah diminta tanda tangan pakta integritas bersama distributor. (Pedagang dan distributor, Red) yang curang akan kami blacklist,” tandasnya.
Seperti halnya Ya, Riris membenarkan jika harga Minyakita dari distribotur Rp 12.600 per botol. Total ada 22 pedagang di Pasar Setonobetek dan 12 pedagang di Pasar Pahing yang mendapat pasokan minyak murah itu.
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Kediri”. Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.