29.3 C
Kediri
Sunday, May 28, 2023

Siapkan Sentra Pasar Baju Bekas Gringging di Grogol Jadi Kawasan UMKM

 Pembangunan Bandara Internasional Dhoho Kediri terus dikebut. Mengiringi proyek nasional itu, wilayah sekitar pun terus berbenah. Termasuk sentra pakaian bekas Gringging di Desa Wonoasri, Kecamatan Grogol. Seperti apa?

 

Sejak proses pembangunan bandara berlangsung, para pelaku usaha di Desa Wonoasri, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri pun bersiap-siap. Mereka tergerak untuk meningkatkan upaya pembangunan ekonominya.

Tempat yang terkenal dengan pasar baju bekasnya itu direncanakan pemerintah desa setempat untuk peningkatan di usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Ini sekarang juga masih terus kami optimalkan untuk UMKM,” terang Kepala Desa (Kades) Wonoasri Anik Murwantini pada koran ini.

Ia sudah berencana meningkatkan kualitas produk-produk buatan warga desanya. Salah satunya di bidang kuliner. Karena beberapa warga mengolah makanan untuk oleh-oleh. Ada jajanan hingga makanan berat seperti sate, nasi pecel, dan lain sebagainya.

Baca Juga :  Gandum Mahal, Harga Tepung Merangkak Naik

“Namun memang yang saat ini terus berkembang di bidang makanan ringan,” ujar perempuan berkacamata itu.

Anik menjelaskan bahwa meski tidak terdampak secara langsung untuk pembangunan bandara, persiapan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya juga dilakukan. Salah satunya, seperti penjualan baju bekas yang terkenal di Kediri, yakni kawasan pasar pakaian bekas Gringging.

Anik mengatakan bahwa peremajaan juga dilakukan agar area lapak untuk menjual pakaian yang semakin bersih. Maksudnya, meski bersifat bekas, untuk tampilan awal pembersihan juga tetap dilakukan.

“Sementara ini untuk usaha pakaian bekas menurun. Ini dari laporan para penjual juga. Namun tetap kami dampingi terus, karena juga usaha dari masyarakat desa,” imbuh kades perempuan itu.

Baca Juga :  Cinema XXI Buka di Bekas Gedung Bioskop Kencana

Kepada Jawa Pos Radar Kediri, Anik menyatakan, nantinya akan dilakukan sosialisasi. Apabila bisa, memasarkan produk mereka sendiri. Seperti baju baru hasil rekondisi dari pakaian bekas, atau baju baru yang mereka buat sendiri, atau diambil dari toko lainnya.

Sementara itu, Yuni, 30, salah satu penjual baju bekas di Wonoasri, mengungkapkan, memang ada penurunan omzet dari para pedagang pakaian bekas. Penjualan pakaian bekas menurun. “Maksudnya, yang bekas jadi agak berkurang. Penjualan baju baru juga ditingkatkan,” urainya.

Yuni juga mengaku dengan adanya pembangunan bandara ini, warga yang pergi atau pulang ke Nganjuk dan melewati Wonoasri, paling tidak juga tahu ada pedagang yang jualan di pinggiran jalan. Harapannya, memang dengan adanya bandara meningkatkan ekonomi para pedagang.(syi/ndr)

 Pembangunan Bandara Internasional Dhoho Kediri terus dikebut. Mengiringi proyek nasional itu, wilayah sekitar pun terus berbenah. Termasuk sentra pakaian bekas Gringging di Desa Wonoasri, Kecamatan Grogol. Seperti apa?

 

Sejak proses pembangunan bandara berlangsung, para pelaku usaha di Desa Wonoasri, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri pun bersiap-siap. Mereka tergerak untuk meningkatkan upaya pembangunan ekonominya.

Tempat yang terkenal dengan pasar baju bekasnya itu direncanakan pemerintah desa setempat untuk peningkatan di usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Ini sekarang juga masih terus kami optimalkan untuk UMKM,” terang Kepala Desa (Kades) Wonoasri Anik Murwantini pada koran ini.

Ia sudah berencana meningkatkan kualitas produk-produk buatan warga desanya. Salah satunya di bidang kuliner. Karena beberapa warga mengolah makanan untuk oleh-oleh. Ada jajanan hingga makanan berat seperti sate, nasi pecel, dan lain sebagainya.

Baca Juga :  Lebarkan Jalan Jongbiru sebelum Rehab Jembatan

“Namun memang yang saat ini terus berkembang di bidang makanan ringan,” ujar perempuan berkacamata itu.

Anik menjelaskan bahwa meski tidak terdampak secara langsung untuk pembangunan bandara, persiapan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya juga dilakukan. Salah satunya, seperti penjualan baju bekas yang terkenal di Kediri, yakni kawasan pasar pakaian bekas Gringging.

Anik mengatakan bahwa peremajaan juga dilakukan agar area lapak untuk menjual pakaian yang semakin bersih. Maksudnya, meski bersifat bekas, untuk tampilan awal pembersihan juga tetap dilakukan.

“Sementara ini untuk usaha pakaian bekas menurun. Ini dari laporan para penjual juga. Namun tetap kami dampingi terus, karena juga usaha dari masyarakat desa,” imbuh kades perempuan itu.

Baca Juga :  Harga Cabai Rawit di Kediri Merosot, Tinggal Segini

Kepada Jawa Pos Radar Kediri, Anik menyatakan, nantinya akan dilakukan sosialisasi. Apabila bisa, memasarkan produk mereka sendiri. Seperti baju baru hasil rekondisi dari pakaian bekas, atau baju baru yang mereka buat sendiri, atau diambil dari toko lainnya.

Sementara itu, Yuni, 30, salah satu penjual baju bekas di Wonoasri, mengungkapkan, memang ada penurunan omzet dari para pedagang pakaian bekas. Penjualan pakaian bekas menurun. “Maksudnya, yang bekas jadi agak berkurang. Penjualan baju baru juga ditingkatkan,” urainya.

Yuni juga mengaku dengan adanya pembangunan bandara ini, warga yang pergi atau pulang ke Nganjuk dan melewati Wonoasri, paling tidak juga tahu ada pedagang yang jualan di pinggiran jalan. Harapannya, memang dengan adanya bandara meningkatkan ekonomi para pedagang.(syi/ndr)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/