MOJOROTO, JP Radar Kediri – Penutupan jembatan Bandarngalim sejak 25 September membuat omzet pedagang buah merosot. Terutama penjual yang awalnya mangkal di Jl KDP Slamet, dekat Pasar Bandar, Kecamatan Mojoroto.
Sebab, setelah ditutup, mereka harus pindah ke dalam pasar.
Sebelum ada kebijakan penutupan, omzet pedagang rata-rata Rp 250 ribu per hari. Kini, hasil penjualan buah tinggal Rp 150 ribu per hari.
Sugiman, penjual buah pepaya, mengatakan, pemindahan tempat berjualan ini sudah terjadi sekitar dua minggu. Dengan pindahnya tempat jualan, mereka menjadi kesulitan untuk menjajakan dagangannya. “Kami merasakan penurunan omzet,” ujarnya.
Sugiman menjelaskan, saat pindah lokasi, di tempat lama telah diberi petunjuk bahwa penjual buah pindah ke dalam. Namun diduga untuk pembeli yang mengendarai mobil ini tidak mau masuk. Hal ini yang membuat penjualannya mengalami penurunan.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Sriana, 40, pedagang buah lainnya. Berbeda dengan Sugiman, di lapak Sriana ini lebih banyak jenis buahnya. Mulai dari mangga, matoa, jambu citra, jeruk, anggur, buah naga hingga pisang. “Biasanya kalau masih jualan di depan, pembeli ini beli langsung dari kendaraan,” ujar Sriana.
Namun semenjak penjual pindah ke dalam, mau tidak mau pembeli ini harus memarkirkan kendaraanya. Karena hal tersebut, omzet yang sehari bisa Rp 500 ribu, namun kini hanya Rp 400 ribu.