24.5 C
Kediri
Monday, March 27, 2023

Harga Minyak Goreng dan Telur Masih Melambung di Kota Angin

- Advertisement -

NGANJUK, JP Radar Nganjuk- Warga Kabupaten Nganjuk masih harus mengencangkan ikat pinggang. Karena harga minyak goreng dan telur masih tinggi di pasaran. Menurut Eva Nur Azizah, 23, pedagang sembako di Pasar Wage Nganjuk, harga minyak goreng masih tinggi. “Satu liter minyak goreng Rp 22 ribu,” ujarnya kemarin.

Harga minyak goreng melambung sejak pandemi Covid-19. Hal ini membuat pedagang sembako tidak berani kulakan banyak. Sebab, dikhawatirkan tidak laku. “Permintaan juga menurun karena harganya tinggi,” ungkap Eva.

Pedagang asal Desa Sumengko, Kecamatan Sukomoro ini mengaku tidak mengetahui kenapa harga minyak goreng melambung. Karena saat dia kulakan, harga sudah naik. “Dari harga kulakan sudah tinggi. Jadi, saya jualnya juga tinggi,” ujarnya.

Baca Juga :  Pasar Tepis Isu Buka, Pedagang Minta Jangan Kelamaan

Selain minyak goreng, harga telur juga masih tergolong mahal. Satu kilogram telur dijual Rp 23 ribu. “Dulu sebelumnya harga telur di bawah Rp 20 ribu,” ujarnya.

Meski demikian, jika dibandingkan dengan harga sebelum tahun baru, harga telur ini sudah mengalami penurunan. Karena sempat harga satu kilogram telur menembus Rp 31 ribu.

- Advertisement -

Sementara itu, Nuri, 33, warga Kelurahan Payaman, Kecamatan Nganjuk mengatakan, harga telur dan minyak goreng yang masih tinggi membuat dia harus berhemat. Penggunaan minyak goreng dikurangi. “Tidak banyak goreng karena minyak masih mahal,” ujarnya.

Selain itu, Nuri mengatakan, jika dia terpaksa memilih membeli tempe dan tahu untuk mengganti telur sebagai lauk pauk. Sebab, harga tempe dan tahu tergolong stabil. “Murah tempe dan tahu,” ujarnya.

Baca Juga :  Satpol PP Tertibkan PKL

Nuri berharap, harga minyak goreng dan telur kembali  stabil. Sehingga, masyarakat bisa menjangkaunya. “Terutama minyak goreng itu penting untuk menggoreng makanan. Jadi, jangan mahal,” ujarnya.

- Advertisement -

NGANJUK, JP Radar Nganjuk- Warga Kabupaten Nganjuk masih harus mengencangkan ikat pinggang. Karena harga minyak goreng dan telur masih tinggi di pasaran. Menurut Eva Nur Azizah, 23, pedagang sembako di Pasar Wage Nganjuk, harga minyak goreng masih tinggi. “Satu liter minyak goreng Rp 22 ribu,” ujarnya kemarin.

Harga minyak goreng melambung sejak pandemi Covid-19. Hal ini membuat pedagang sembako tidak berani kulakan banyak. Sebab, dikhawatirkan tidak laku. “Permintaan juga menurun karena harganya tinggi,” ungkap Eva.

Pedagang asal Desa Sumengko, Kecamatan Sukomoro ini mengaku tidak mengetahui kenapa harga minyak goreng melambung. Karena saat dia kulakan, harga sudah naik. “Dari harga kulakan sudah tinggi. Jadi, saya jualnya juga tinggi,” ujarnya.

Baca Juga :  Satpol PP Akan Lakukan Penertiban PKL di Kawasan Ekonomi Nganjuk

Selain minyak goreng, harga telur juga masih tergolong mahal. Satu kilogram telur dijual Rp 23 ribu. “Dulu sebelumnya harga telur di bawah Rp 20 ribu,” ujarnya.

Meski demikian, jika dibandingkan dengan harga sebelum tahun baru, harga telur ini sudah mengalami penurunan. Karena sempat harga satu kilogram telur menembus Rp 31 ribu.

Sementara itu, Nuri, 33, warga Kelurahan Payaman, Kecamatan Nganjuk mengatakan, harga telur dan minyak goreng yang masih tinggi membuat dia harus berhemat. Penggunaan minyak goreng dikurangi. “Tidak banyak goreng karena minyak masih mahal,” ujarnya.

Selain itu, Nuri mengatakan, jika dia terpaksa memilih membeli tempe dan tahu untuk mengganti telur sebagai lauk pauk. Sebab, harga tempe dan tahu tergolong stabil. “Murah tempe dan tahu,” ujarnya.

Baca Juga :  Pasar Tepis Isu Buka, Pedagang Minta Jangan Kelamaan

Nuri berharap, harga minyak goreng dan telur kembali  stabil. Sehingga, masyarakat bisa menjangkaunya. “Terutama minyak goreng itu penting untuk menggoreng makanan. Jadi, jangan mahal,” ujarnya.

Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru

/