29.2 C
Kediri
Thursday, March 23, 2023

Scaffolding Hilang, Boscu Pusing

- Advertisement -

Boscu pusing tujuh keliling. Dia kehilangan barang yang sangat dibutuhkan saat ini. Barang itu adalah scaffolding. Karena tanpa ada scaffolding, Boscu jadi bingung untuk mengecat tokonya. “Mau naik pakai apa kalau scaffolding hilang?” tanya Boscu.

Sebenarnya, Boscu sama sekali tidak menduga jika scaffolding yang akan digunakan untuk mengecat tembok hilang. Dari ukuran dan bentuk, scaffolding tersebut sulit dibawa kabur maling. Pencuri harus mempreteli terlebih dulu. Apalagi, jika mau menjual, tentu tidak mudah. Karena hanya orang yang butuh membangun rumah atau mengecat yang membutuhkan. Bahkan, jarang yang menggunakan. Tukang-tukang di desa lebih suka membuat andang dari bambu atau kayu. Jika menggunakan scaffolding, mereka biasanya akan menyewa. Praktis dan murah. Tidak repot menyimpan.

Baca Juga :  Polres Akan Tindak Tegas Penyebar Hoax

Karena itu, saat dua scaffolding hilang, Boscu masih seolah tak percaya. Dia garuk-garuk kepala. Biyuh-Biyuh scaffolding saja diembat. Tukang dan kuli ditanya berulang kali. Dia khawatir, sengaja ada yang menggodanya. Dengan menyembunyikan scaffolding  tersebut. Kemudian, tetangga juga ditanya. Khawatir ada tetangga yang meminjam scaffolding tanpa izin.

Namun, semua menjawab tidak tahu. Tak ada yang mengaku meminjam atau menyembunyikan. Merasa jengkel dengan perbuatan maling yang sangat keterlaluan itu, Boscu akhirnya menempuh jalur hukum. Dia melaporkan kejadian itu ke polisi. “Bukan masalah uangnya. Saya kecewa sekali kok ada yang tega mencuri scaffolding,” ujarnya.

Secara kerugian, Boscu mengakui jika dua scaffolding tidak sampai Rp 5 juta. Hanya sekitar Rp 1,6 juta. Namun, scaffolding itu sangat berarti. Saat ini, Boscu benar-benar membutuhkan. Tanpa adanya scaffolding, keinginan mengecat toko menjadi tertunda. Tukangnya harus membuat andang dari kayu atau bambu. Jika tidak, Boscu harus menyewa scaffolding. “Bikin susah orang saja malingnya,” keluhnya.

Baca Juga :  Boscu Kabur setelah Hajar Mbak Pur 
- Advertisement -

Saat ini, yang diharapkan Boscu hanya satu. Pencuri scaffolding tertangkap. Sehingga, dia bisa mengetahui siapa pelaku yang tega mencuri scaffolding. “Penasaran sekali,” ujarnya.






Reporter: Karen Wibi
- Advertisement -

Boscu pusing tujuh keliling. Dia kehilangan barang yang sangat dibutuhkan saat ini. Barang itu adalah scaffolding. Karena tanpa ada scaffolding, Boscu jadi bingung untuk mengecat tokonya. “Mau naik pakai apa kalau scaffolding hilang?” tanya Boscu.

Sebenarnya, Boscu sama sekali tidak menduga jika scaffolding yang akan digunakan untuk mengecat tembok hilang. Dari ukuran dan bentuk, scaffolding tersebut sulit dibawa kabur maling. Pencuri harus mempreteli terlebih dulu. Apalagi, jika mau menjual, tentu tidak mudah. Karena hanya orang yang butuh membangun rumah atau mengecat yang membutuhkan. Bahkan, jarang yang menggunakan. Tukang-tukang di desa lebih suka membuat andang dari bambu atau kayu. Jika menggunakan scaffolding, mereka biasanya akan menyewa. Praktis dan murah. Tidak repot menyimpan.

Baca Juga :  Boscu Kabur setelah Hajar Mbak Pur 

Karena itu, saat dua scaffolding hilang, Boscu masih seolah tak percaya. Dia garuk-garuk kepala. Biyuh-Biyuh scaffolding saja diembat. Tukang dan kuli ditanya berulang kali. Dia khawatir, sengaja ada yang menggodanya. Dengan menyembunyikan scaffolding  tersebut. Kemudian, tetangga juga ditanya. Khawatir ada tetangga yang meminjam scaffolding tanpa izin.

Namun, semua menjawab tidak tahu. Tak ada yang mengaku meminjam atau menyembunyikan. Merasa jengkel dengan perbuatan maling yang sangat keterlaluan itu, Boscu akhirnya menempuh jalur hukum. Dia melaporkan kejadian itu ke polisi. “Bukan masalah uangnya. Saya kecewa sekali kok ada yang tega mencuri scaffolding,” ujarnya.

Secara kerugian, Boscu mengakui jika dua scaffolding tidak sampai Rp 5 juta. Hanya sekitar Rp 1,6 juta. Namun, scaffolding itu sangat berarti. Saat ini, Boscu benar-benar membutuhkan. Tanpa adanya scaffolding, keinginan mengecat toko menjadi tertunda. Tukangnya harus membuat andang dari kayu atau bambu. Jika tidak, Boscu harus menyewa scaffolding. “Bikin susah orang saja malingnya,” keluhnya.

Baca Juga :  Sambut Proyek Bandara, Pemkot Kediri Akan Bangun SMPN Baru Rp 25 M

Saat ini, yang diharapkan Boscu hanya satu. Pencuri scaffolding tertangkap. Sehingga, dia bisa mengetahui siapa pelaku yang tega mencuri scaffolding. “Penasaran sekali,” ujarnya.






Reporter: Karen Wibi

Artikel Terkait

Most Read


Artikel Terbaru

/